Indonesia-China Bahas Terorisme dan Muslim Uighur

Share:
Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) membahas terorisme dan kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan kedua negara dalam bidang politik dan keamanan kawasan.

Wakil Sekjen World Islamic Peoples`s Leadership (WIPL) yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan hal itu seusai menerima utusan khusus Menteri Luar Negeri China, di Jakarta, Kamis (23/7).

Menurut Din, meski tidak dibahas mendalam soal terorisme, terutama pascaledakan di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada pekan lalu, terorisme menjadi hal yang perlu dicermati oleh kedua negara.

"Ya, kita tadi singgung masalah terorisme, tetapi tidak rinci hanya makro saja," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA.

Din mengatakan, aksi terorisme adalah musuh semua agama, musuh bangsa, dan negara yang harus dihadapi bersama oleh seluruh komponen bangsa Indonesia. Aksi teror sudah mengakibatkan citra Indonesia tercoreng di mata internasional.

Karenanya, lanjut Din, perlu kerja sama, dukungan, tidak saja dari semua komponen internal bangsa Indonesia, tetapi juga Indonesia dengan negara lain. "Sehingga konsep strategis menghadapi teror yang dimiliki akan semakin utuh dan komprehensif," ujarnya.

Selain terorisme, dibahas berbagai kerja sama yang mungkin dapat dilakukan antara kedua negara dalam bidang politik dan keamanan kawasan.

Utusan khusus Menteri Luar Negeri China dalam pertemuan itu kembali menjelaskan latar belakang dan sebab musabab pembantaian kaum muslim Uighur di Provinsi Xanjiang oleh tentara RRC. Pemerintah RRC juga menegaskan untuk segera menyelesaikan aksi kerusuhan itu dengan menegakkan prinsip keadilan dan meniadakan pelanggaran HAM bagi kaum minoritas di kawasan itu.