NOORDIN M TOP MATI JUGA KARENA FAKTOR “X”

Share:
Serius dengan kabar sejumlah media massa dan televisi tentang kasus suap menyuap di tubuh KPK dan Polri yang terkesan adu wewenang, kabar rencana pelantikan anggota DPR yang menelan milyaran duit rakyat, kemudian disusul dengan ketegangan sidang anggota komisi I DPR tentang keputusan pemerintah menarik draf RUU Rahasia Negara. Sejenak melupakan pemirsa dan pembaca dengan berlalunya kasus pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Bahkan saya tidak sempat menyimak bagaimana proses penggerebekan rumah teroris Noordin M Top yang berlangsung di Solo Jawa Tengah tersebut. Tapi bagaimanapun juga berita ini tetap menarik untuk diangkat oleh kalangan wartawan, baik luar maupun dalam negeri. Apalagi kalau berita tersebut berhubungan langsung dengan tokoh teroris yang paling dicari di Asia Tenggara, seorang buron yang lihai dari pengejaran aparat kepolisian, yaitu Noordin M Top.

Beberapa pekan ke belakang, saya sempat menyadur sebuah posting/ berita berjudul "Noordin M Top Masih Bebas karena Faktor X". ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Tokoh Jamaah Islamiyah, Abu Rusydan bahwa Noordin selama ini masih dapat merasakan udara bebas di pelarian karena faktor X atau pertolongan dari Allah Swt. Noordin di mata Abu Rusydan merupakan sosok yang dekat dengan Tuhan.

Noordin M Top memang dikenal sebagai seorang pimpinan tertinggi Jamaah Islamiyah Asia Tenggara. Sebelumnya pernah diberitakan tewas dalam pengepungan yang menegangkan pada sebuah rumah di Temanggung Jawa Tengah. Akan tetapi pengepungan yang berlangsung selama 17 jam tersebut rupanya jauh dari apa yang diperkirakan. Jasad lelaki di dalam rumah tersebut, meskipun katanya sempat berteriak “aku Noordin” rupanya setelah melalui proses identifikasi adalah jenazah Ibrahim alias Boim, sang penata bunga di hotel Ritz Carlton.

Perburuan Polisi tidak berhenti sampai disitu, meskipun banyak kritikan atas apa yang terjadi dalam penggerebekan di Temanggung Jawa Tengah yang terkesan berlebihan, akan tetapi pihak kepolisian terus memburu sejumlah nama yang dicurigai, hingga akhirnya perburuan difokuskan di wilayah Solo Jawa Tengah pada Hari Kamis 17 September 2009.

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam hal ini, menjelaskan mengenai kronologis dari penggerebekan yang diawali dengan adanya satu kelompok yang patut diduga mereka adalah memang jaringan teroris yang berafiliasi yang memang pemikir dari kelompoknya Urwah dan kelompoknya Aji.

Pada pukul 11.30 WIB, Rabu 16 September 2009, di Pasar Gading, Solo, Densus menangkap Ahmad Puji Prabowo alias Bejo berhasil ditangkap dan diinterogasi.

Pukul 15.00 WIB, Sukono alias Kedu, berhasil ditangkap oleh Satgasus Densus 88 Mabes Polri. Interogasi berjalan di lapangan dan dua orang ini memberikan petunjuk bahwa di salah satu rumah di Kampung Kahuripan, ada beberapa orang pelaku teror di rumah Susilo alias Adib.

Pukul 23.30 WIB diilakukan evakuasi dan kemudian masyarakat bergeser seluruhnya. Pukul 24.00 WIB, Satgasus Densus 88 mencoba mendobrak pintu tapi dari dalam langsung disambut rentetan tembakan sehingga Densus sempat mundur.

Densus kemudian memberikan peringatan untuk menyerahkan diri. Tapi kelompok ini tetap menembak dengan teriakan yang heroik. Semula polisi mendapat pengakuan di rumah ada DPO, tapi Polri tidak mau percaya begitu saja. Polri tetap melakukan upaya-upaya menangkap mereka.

Dalam tembak menembak itu sebuah sepeda motor yang ada di dalam rumah tertembak dan terbakar, kemudian mereka mengamankan diri dalam kamar mandi. Densus lalu melakukan penjebolan tembok dan saat itu menjelang subuh. Dalam tiga jam kelompok ini berhasil dilumpuhkan.

Selain Noordin yang tewas adalah Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin, Adib alias Susilo, dan Urwah alias Bagus Budi Pranoto.

Kepastian tewasnya Noordin ini dipertegas lagi berdasarkan 14 titik kesamaan dari sidik jari jenazah, berdasarkan hasil tes DNA Noordin dengan sampel DNA istri dan anaknya yang berada di Malaysia dan Cilacap.

Berakhir sudah riwayat perburuan Noordin M Top, seiring dengan berakhirnya puasa di bulan suci Ramadha 1430 H. Faktor “X” yang menjadi pelindung sang teroris rupanya sudah memberi petunjuk kepada Polri dalam mengakhiri perburuan dari Noordin M Top. Akan tetapi tewasnya Noordin bukan berarti perburuan para teroris terhenti sampai disini, karena masih banyak para teroris dan generasi-generasi Noordin yang masih mengancam situasi keamanan Negara kita.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Referensi :
- http://www.kaskus.us
- http://www.tvone.co.id
- http://nasional.kompas.com
- http://solocybercity.wordpress.com