Sumber Gambar : Talika News |
Kontestasi Pilkada Loteng tahun 2020 mendatang akan seru. Bagaimana tidak, satu keluarga besar Yayasan terbesar di Loteng yakni Yatofa menyatakan diri ikut berkompetisi pada Pilkada 2020.
Adapun diantaranya yakni putra sulung ketua DPD I Golkar NTB, yakni Ferdian Elmansyah.
Putra Bupati Loteng, H Moh Suhaili FT, memiliki kesibukan lembaga disebut Green Generation dan Forum Pemuda Lombok Tengah ini dikabarkan akan berpasangan dengan HL Pathul Bahri.
“Iya, saya sudah mendaftar di Partai Golkar,” ungkapnya belum lama ini.
Begitu halnya adik kandung H Moh Suhaili FT yakni H Ahmad Puaddi mengaku sudah mendaftarkan diri di Partai Golkar dan PPP untuk maju berkompetisi pada Pilkada Loteng tahun 2020 mendatang.
“Benar tadi (Senin, red) saya sudah serahkan formulir pendaftaran di Golkar dan PPP. Itupun setelah dibuka pendaftaran , sebagai kader Golkar jelas ambil formulir pendaftaran, setelah itu wajib kita kembalikan,” kata dia Senin (9/13) di Mataram.
Anggota DPRD NTB itu mengaku akan terus berkomunikasi dan silaturahmi dengan partai lain untuk mencari dukungan Partai. Disinggung apakah mencalonkan diri sebagai Bupati atau calon wakil Bupati? Puad mengaku soal bupati atau wabup, ada mekanisme dalam partai, terlebih di Golkar, yang jelas harus sportif.
Bagi ketua Komisi IV di DPRD NTB bahwa Pilkada bukan main bola, tidak ansih pada nafsu atau keinginan, sehingga harus dihitung dengan matang.
”Kader Golkar punya peluang yang sama, masalah siapa yang direspon masyarakat kembali ke hasil survei,” kata dia.
Bagaimana dengan isu bahwa putra Sulung ketua DPD Golkar NTB yakni Ferdi akan maju pada Pilkada Loteng 2020, yang merupakan anak Bupati Loteng juga Saudara kandung H Puaddi? Bagi dia (Puaddi) tidak jadi masalah, karena, siapapun yang direkomendasikan oleh Partai jika sesuai mekanisme tetap diterima dan dirinya tetap legowo.
Soal jabatan selaku anggota DPRD karena dalam aturan harus mundur? Puaddi menegaskan, apapun konsekuensi jika sudah mengambil keputusan berarti dirinya siap mundur. Hal itu disebabkan, dirinya ingin mengabadikan diri kepada masyarakat, menjadi khadam dan pelayan masyarakat, apalagi sebelumnya sudah mengabadikan diri melalui jabatan DPRD Loteng dua periode.
Haji Puaddi juga tidak ingin ada pemikiran masyarakat dibalik kompetisi pada Pilkada mendatang yang seakan mendiskriminasikan keberhasilan pemimpin sebelumnya, terlebih beralasan ada program yang tidak tuntas. Karena, niatnya maju di Pilkada itu untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya.
“Yang jelas Golkar terbuka untuk umum. Jika syarat sudah oke, dengan sendirinya bisa terjadi koalisi,” ujar dia.
Dirinya tidak pernah persoalkan banyak kader Golkar yang maju pada Pilkada Loteng.
“Intinya saya siap berkompetisi di internal Golkar jika ditentukan oleh partai. Kalau dari kalangan Yatofa, jelas tidak mungkin usung dua calon dan sampai saat ini, belum ada musyawarah di Yatofa untuk usung siapa calonnya,” tegasnya.
Disatu sisi, ketua DPD II Golkar Loteng, H Humaidi juga anak Saudaranya H Moh Suhaili FT itu mengaku sudah mendaftar di Golkar pada sore Senin (9/12) setelah H Puaddi serahkan berkas pendaftaran.
“Benar saya langsung daftar sore setelah selesai H Puad,” cetusnya.
Mantan anggota DPRD NTB ini menyebut bahwa partai golkar sudah membuka pendaftaran dan alhamdulillah banyak yang mengembalikan form pendaftaran baik kader partai maupun non kader partai.
Mengenai siapa yang akan berhak pegang rekomendasi SK sebagai calon melalui Golkar, nanti pusat akan lakukan survei terhadap yang sudah mendaftar.
“Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya itulah yg diberikan rekomendasi, saya sendiri mengajak kader partai untuk mendaftar karena, semakin banyak yang mendaftar maka makin banyak di survei dan semakin bagus,” cetusnya.
Disinggung soal Yatofa yang selalu usung satu calon dari keluarga besar? Humaidi mengaku, di internal Yatofa belum menentukan siapa yang akan diusulkan.
“Kita lihat dulu hasil surveinya. Nanti kita sampaikan hasilnya, tunggu saja,” terangnya sembari menegaskan, tahapan yang harus lebih dulu diupayakan di Yatofa adalah mendapat rekomendasi dari partai, setelah itu baru nanti dukungan masyarakat maupun organisasi. (TN-red)
Adapun diantaranya yakni putra sulung ketua DPD I Golkar NTB, yakni Ferdian Elmansyah.
Putra Bupati Loteng, H Moh Suhaili FT, memiliki kesibukan lembaga disebut Green Generation dan Forum Pemuda Lombok Tengah ini dikabarkan akan berpasangan dengan HL Pathul Bahri.
“Iya, saya sudah mendaftar di Partai Golkar,” ungkapnya belum lama ini.
Begitu halnya adik kandung H Moh Suhaili FT yakni H Ahmad Puaddi mengaku sudah mendaftarkan diri di Partai Golkar dan PPP untuk maju berkompetisi pada Pilkada Loteng tahun 2020 mendatang.
“Benar tadi (Senin, red) saya sudah serahkan formulir pendaftaran di Golkar dan PPP. Itupun setelah dibuka pendaftaran , sebagai kader Golkar jelas ambil formulir pendaftaran, setelah itu wajib kita kembalikan,” kata dia Senin (9/13) di Mataram.
Anggota DPRD NTB itu mengaku akan terus berkomunikasi dan silaturahmi dengan partai lain untuk mencari dukungan Partai. Disinggung apakah mencalonkan diri sebagai Bupati atau calon wakil Bupati? Puad mengaku soal bupati atau wabup, ada mekanisme dalam partai, terlebih di Golkar, yang jelas harus sportif.
Bagi ketua Komisi IV di DPRD NTB bahwa Pilkada bukan main bola, tidak ansih pada nafsu atau keinginan, sehingga harus dihitung dengan matang.
”Kader Golkar punya peluang yang sama, masalah siapa yang direspon masyarakat kembali ke hasil survei,” kata dia.
Bagaimana dengan isu bahwa putra Sulung ketua DPD Golkar NTB yakni Ferdi akan maju pada Pilkada Loteng 2020, yang merupakan anak Bupati Loteng juga Saudara kandung H Puaddi? Bagi dia (Puaddi) tidak jadi masalah, karena, siapapun yang direkomendasikan oleh Partai jika sesuai mekanisme tetap diterima dan dirinya tetap legowo.
Soal jabatan selaku anggota DPRD karena dalam aturan harus mundur? Puaddi menegaskan, apapun konsekuensi jika sudah mengambil keputusan berarti dirinya siap mundur. Hal itu disebabkan, dirinya ingin mengabadikan diri kepada masyarakat, menjadi khadam dan pelayan masyarakat, apalagi sebelumnya sudah mengabadikan diri melalui jabatan DPRD Loteng dua periode.
Haji Puaddi juga tidak ingin ada pemikiran masyarakat dibalik kompetisi pada Pilkada mendatang yang seakan mendiskriminasikan keberhasilan pemimpin sebelumnya, terlebih beralasan ada program yang tidak tuntas. Karena, niatnya maju di Pilkada itu untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya.
“Yang jelas Golkar terbuka untuk umum. Jika syarat sudah oke, dengan sendirinya bisa terjadi koalisi,” ujar dia.
Dirinya tidak pernah persoalkan banyak kader Golkar yang maju pada Pilkada Loteng.
“Intinya saya siap berkompetisi di internal Golkar jika ditentukan oleh partai. Kalau dari kalangan Yatofa, jelas tidak mungkin usung dua calon dan sampai saat ini, belum ada musyawarah di Yatofa untuk usung siapa calonnya,” tegasnya.
Disatu sisi, ketua DPD II Golkar Loteng, H Humaidi juga anak Saudaranya H Moh Suhaili FT itu mengaku sudah mendaftar di Golkar pada sore Senin (9/12) setelah H Puaddi serahkan berkas pendaftaran.
“Benar saya langsung daftar sore setelah selesai H Puad,” cetusnya.
Mantan anggota DPRD NTB ini menyebut bahwa partai golkar sudah membuka pendaftaran dan alhamdulillah banyak yang mengembalikan form pendaftaran baik kader partai maupun non kader partai.
Mengenai siapa yang akan berhak pegang rekomendasi SK sebagai calon melalui Golkar, nanti pusat akan lakukan survei terhadap yang sudah mendaftar.
“Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya itulah yg diberikan rekomendasi, saya sendiri mengajak kader partai untuk mendaftar karena, semakin banyak yang mendaftar maka makin banyak di survei dan semakin bagus,” cetusnya.
Disinggung soal Yatofa yang selalu usung satu calon dari keluarga besar? Humaidi mengaku, di internal Yatofa belum menentukan siapa yang akan diusulkan.
“Kita lihat dulu hasil surveinya. Nanti kita sampaikan hasilnya, tunggu saja,” terangnya sembari menegaskan, tahapan yang harus lebih dulu diupayakan di Yatofa adalah mendapat rekomendasi dari partai, setelah itu baru nanti dukungan masyarakat maupun organisasi. (TN-red)
Sumber : https://www.talikanews.com