Komunikasi kelompok (small group communication)
Studi komunikasi kelompok yang akan dipelajari adalah komunikasi dalam kelompok kecil. Pada unit ini, pertama-tama kita akan melihat sifat dasar kelompok kecil dan format kelompok kecil .
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama lainnya, terutama kelompok primer, intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama yang dilakukan oleh orang –orang dalam kelompok tersebut.
Sementara itu, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut :
Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Definisi ini merupakan aspek penting dalam kelompok kecil. Pada umumnya, suatu kelompok kecil terdiri dari kira-kira 5 hingga 12 orang. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah. Jika kelompok menjadi lebih besar maka hal ini akan semakin sulit dipenuhi.
Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain. Di dalam kelompok kecil, perilaku seorang anggota menjadi nyata bagi semua anggota lainnya.
Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. Tetapi, pada umumnya harus ada alasan yang serupa bagi perorangan itu untuk berinteraksi.
Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat—maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis. Pada saat yang lain, keduanya terdapat organisasi dan struktur. Dua orang tidak akan berbicara pada saat yang sama, komentar atau pertanyaan satu anggota akan dilayani oleh anggota lain tidak akan diabaikan, dan sebagainya.
Small group communication sudah lama menjadi topik kajian dalam bidang studi ilmu komunikasi. Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kehidupan sosial kita. Sejak dari kita lahir kita sudah menjadi anggota dari kelompok primer yaitu keluarga kita. Seiring dengan perkembangan usia dan intelektual kita maka kehidupan sosial kita semakin kompleks, kita mulai masuk menjadi anggota kelompok sekunder; sekolah, lembaga keagamaan, tempat pekerjaan dan kelompok-kelompok sekunder yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita.
Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) kita dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara kita berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu komunikasi kelompok adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita.
Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar, adalah sebuah agregat bukan kelompok. Agar dapat disebut kelompok ketika anggota-anggotanya memiliki kesadaran akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Jadi ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Nasib anggota-anggota kelompok juga saling bergantung satu sama lain.
Identifikasikan kelompok dimana sekarang anda menjadi anggotanya, dan analisis bagaimana kelompok tersebut mempengaruhi perilaku komunikasi anda.
Sejauh ini hal yang paling menjadi topik kajian dalam komunikasi kelompok adalah pengambilan keputusan. Bagaimana komunikasi dalam kelompok mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Pada mata kuliah komunikasi kelompok akan dibahas tentang klasifikasi kelompok dan pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi kelompok.
Ada dua aliran besar didalam melihat teori komunikasi kelompok (Liitlejohn, 1999:284-294) :
Studi komunikasi kelompok yang akan dipelajari adalah komunikasi dalam kelompok kecil. Pada unit ini, pertama-tama kita akan melihat sifat dasar kelompok kecil dan format kelompok kecil .
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di antara mereka satu sama lainnya, terutama kelompok primer, intensitas hubungan di antara mereka merupakan persyaratan utama yang dilakukan oleh orang –orang dalam kelompok tersebut.
Sementara itu, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut :
Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Definisi ini merupakan aspek penting dalam kelompok kecil. Pada umumnya, suatu kelompok kecil terdiri dari kira-kira 5 hingga 12 orang. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah. Jika kelompok menjadi lebih besar maka hal ini akan semakin sulit dipenuhi.
Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain. Di dalam kelompok kecil, perilaku seorang anggota menjadi nyata bagi semua anggota lainnya.
Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. Tetapi, pada umumnya harus ada alasan yang serupa bagi perorangan itu untuk berinteraksi.
Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat—maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis. Pada saat yang lain, keduanya terdapat organisasi dan struktur. Dua orang tidak akan berbicara pada saat yang sama, komentar atau pertanyaan satu anggota akan dilayani oleh anggota lain tidak akan diabaikan, dan sebagainya.
Small group communication sudah lama menjadi topik kajian dalam bidang studi ilmu komunikasi. Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kehidupan sosial kita. Sejak dari kita lahir kita sudah menjadi anggota dari kelompok primer yaitu keluarga kita. Seiring dengan perkembangan usia dan intelektual kita maka kehidupan sosial kita semakin kompleks, kita mulai masuk menjadi anggota kelompok sekunder; sekolah, lembaga keagamaan, tempat pekerjaan dan kelompok-kelompok sekunder yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita.
Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) kita dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara kita berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu komunikasi kelompok adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita.
Tidak semua himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal bus, yang antri di depan loket bioskop, yang berbelanja di pasar, adalah sebuah agregat bukan kelompok. Agar dapat disebut kelompok ketika anggota-anggotanya memiliki kesadaran akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Jadi ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Nasib anggota-anggota kelompok juga saling bergantung satu sama lain.
Identifikasikan kelompok dimana sekarang anda menjadi anggotanya, dan analisis bagaimana kelompok tersebut mempengaruhi perilaku komunikasi anda.
Sejauh ini hal yang paling menjadi topik kajian dalam komunikasi kelompok adalah pengambilan keputusan. Bagaimana komunikasi dalam kelompok mempengaruhi cara pengambilan keputusan. Pada mata kuliah komunikasi kelompok akan dibahas tentang klasifikasi kelompok dan pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi kelompok.
Ada dua aliran besar didalam melihat teori komunikasi kelompok (Liitlejohn, 1999:284-294) :
1. The input – process – output model
- Input = sesuatu yang mempengaruhi kelompok
- Proses = sesuatu yang terjadi dalam kelompok
- Output = sesuatu yang dihasilkan kelompok
2. The structurational perspective
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-process-output model :
A general organizing model.
Menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan.
The functional tradition.
Menekankan pada kualitas komunikasi kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan
The interactional tradition
Menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa output kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi di dalam kelompok.
Kelompok kecil melaksanakan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling populer adalah panel atau meja-bundar, seminar, simposium, dan simposium-forum.
Panel atau Meja Bundar.
Dalam format panel atau meja bundar, anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar atau semi-melingkar. Mereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka berbicara. Anggota akan memberikan kontribusinya jika mereka sendiri merasakan merasakan layak itu.
Seminar.
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-process-output model :
A general organizing model.
Menekankan pada bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan untuk aktivitas pengambilan keputusan.
The functional tradition.
Menekankan pada kualitas komunikasi kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan
The interactional tradition
Menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok. Bahwa output kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi di dalam kelompok.
Kelompok kecil melaksanakan kegiatannya dengan berbagai format. Format yang paling populer adalah panel atau meja-bundar, seminar, simposium, dan simposium-forum.
Panel atau Meja Bundar.
Dalam format panel atau meja bundar, anggota kelompok mengatur diri mereka sendiri dalam pola melingkar atau semi-melingkar. Mereka berbagi informasi atau memecahkan permasalahan tanpa pengaturan siapa dan kapan mereka berbicara. Anggota akan memberikan kontribusinya jika mereka sendiri merasakan merasakan layak itu.
Seminar.
Dalam seminar, anggota kelompok adalah “para pakar” dan berpartisipasi dalam format panel atau meja bundar. Perbedaannya adalah dalam seminar terdapat peserta yang anggotanya diminta untuk berkontribusi. Mereka ini bisa diminta untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan beberapa umpan balik.
Modifikasi lain dari seminar adalah format seminar dua-panel, yang terdiri dari panel pakar dan panel awam. Panel awam mendiskusikan topik, tetapi jika mereka memerlukan informasi teknis, tambahan data, atau pengarahan, mereka akan meminta bantuan kepada anggota panel pakar untuk memberikan informasi yang diperlukan.
Simposium.
Dalam simposium, setiap anggota menyajikan presentasi yang telah disiapkan, seperti halnya pidato di depan umum. Semua pembicara menilik dari aspek yang berbeda mengenai suatu topik. Dalam simposium, pemimpin akan memperkenalkan para pembicara, mengatur alur dari satu pembicara ke pembicara lain, dan bisa juga menyampaikan ringkasannya secara berkala.
Simposium-Forum. Simposium-forum terdiri dari dua bagian: simposium, dengan pembicara yang sudah disiapkan, dan forum, yang mempersilakan para hadirin untuk mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh pembicara. Pimpinan akan memperkenalkan para pembicara dan menjadi moderator dalam acara tanya jawab.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Dalam komunikasi organisasi ada dua konsep dasar yang harus dipahami. Yakni organisasi dan komunikasi. Seperti yang akan anda lihat nanti, bahwa studi komunikasi organisasi lebih banyak akan mengkaji tentang cara orang memandang objek-objek, juga mengkaji mengenai objek-objek itu sendiri.
Konsep tentang “organisasi” atau “pengorganisasian” banyak dipengaruhi oleh perspektif apa yang kita pakai untuk mendekatinya. Ada dua perspektif besar yang bisa kita pakai untuk mendekati konsep ini. Yakni, perspektif objektif dan perspektif subjektif.
Pada perspektif objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organsisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. Sebagian orang menyebut pendekatan ini sebagai pandangan yang menganggap organisasi sebagai wadah (container view of organisastions). Organisasi eksis seperti sebuah keranjang, dan semua unsur yang membentuk organisasi tersebut ditempatkan dalam wadah tersebut.
Sementara itu pada pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.
“Organisasi” (organization) secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara “pengorganisian” (organizing) dianggap sebagai kata kerja (Weick dalam Pace dan Faules, 2001 : 11). Kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai mengorganisasikan perilaku. Kaum objektivis menganggap organisasi sebagai struktur, sesuatu yang stabil. Penggunaan kata “pengorganisasian” untuk merujuk kepada suatu organisasi mungkin tampak aneh bila kita terlepas dari kedua pendekatan tersebut.
Dari dua pandangan tersebut selanjutnya bisa kita tarik pada unit komunikasi yang akan kita tempatkan pada rangkaian komunikasi organisasi. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan.
Komunikasi organisasi merupakan komunikasi di antara anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang berhubungan mereka; yang pikiran, keputusan, dan perilakunya di atur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan “aturan-aturan”; yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda; yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunakan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi, kita sebut sistem komunikasi organisasi.
Menurut Sosiolog Amatai Etzioni, masyarakat kita adalah organizational society. Kita lahir dalam organisasi, dididik dalam organisasi, dan kebanyakan dari kita menghabiskan waktu untuk bekerja bagi organisasi. Kita menghabiskan banyak waktu senggang kita dalam organisasi. Kebanyakan dari kita juga akan meninggal di organisasi dan ketika tiba waktunya untuk penguburan, organisasi yang paling besar dari semua (negara), harus memberikan ijin resmi (Etzioni, 1964:1). Rogers dalam bukunya communication in organization menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Devito (1997:337) menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari empat sampai ribuan anggota. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi. Dari hal diatas, organisasi memiliki karakter yang hampir sama dengan kelompok. Perbedaannya terletak pada jumlah anggota yang relatif lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, sehingga norma-norma yang ada dalam organisasi sifatnya juga lebih kompleks. Organisasi memiliki jenjang jabatan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas; pimpinan dan bawahan.
Konsep tentang “organisasi” atau “pengorganisasian” banyak dipengaruhi oleh perspektif apa yang kita pakai untuk mendekatinya. Ada dua perspektif besar yang bisa kita pakai untuk mendekati konsep ini. Yakni, perspektif objektif dan perspektif subjektif.
Pada perspektif objektif menyarankan bahwa sebuah organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti. Istilah “organsisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang, hubungan-hubungan dan tujuan-tujuan. Sebagian orang menyebut pendekatan ini sebagai pandangan yang menganggap organisasi sebagai wadah (container view of organisastions). Organisasi eksis seperti sebuah keranjang, dan semua unsur yang membentuk organisasi tersebut ditempatkan dalam wadah tersebut.
Sementara itu pada pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.
“Organisasi” (organization) secara khas dianggap sebagai kata benda, sementara “pengorganisian” (organizing) dianggap sebagai kata kerja (Weick dalam Pace dan Faules, 2001 : 11). Kaum subjektivis menganggap organisasi sebagai mengorganisasikan perilaku. Kaum objektivis menganggap organisasi sebagai struktur, sesuatu yang stabil. Penggunaan kata “pengorganisasian” untuk merujuk kepada suatu organisasi mungkin tampak aneh bila kita terlepas dari kedua pendekatan tersebut.
Dari dua pandangan tersebut selanjutnya bisa kita tarik pada unit komunikasi yang akan kita tempatkan pada rangkaian komunikasi organisasi. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi). Unit mendasar komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan.
Komunikasi organisasi merupakan komunikasi di antara anggota-anggota organisasi, analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan. Sistem tersebut menyangkut pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat yang sama yang memiliki jenis-jenis hubungan berlainan yang berhubungan mereka; yang pikiran, keputusan, dan perilakunya di atur oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan “aturan-aturan”; yang mempunyai gaya berlainan dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda; yang berada pada tahap perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok; yang mempersepsi iklim komunikasi berbeda; yang mempunyai tingkat kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula; yang lebih menyukai dan menggunakan jenis, bentuk, dan metode komunikasi yang berbeda dalam jaringan yang berbeda; yang mempunyai tingkat ketelitian pesan yang berlainan; dan yang membutuhkan penggunaan tingkat materi dan energi yang berbeda untuk berkomunikasi efektif. Interaksi di antara semua faktor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi, kita sebut sistem komunikasi organisasi.
Menurut Sosiolog Amatai Etzioni, masyarakat kita adalah organizational society. Kita lahir dalam organisasi, dididik dalam organisasi, dan kebanyakan dari kita menghabiskan waktu untuk bekerja bagi organisasi. Kita menghabiskan banyak waktu senggang kita dalam organisasi. Kebanyakan dari kita juga akan meninggal di organisasi dan ketika tiba waktunya untuk penguburan, organisasi yang paling besar dari semua (negara), harus memberikan ijin resmi (Etzioni, 1964:1). Rogers dalam bukunya communication in organization menyatakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Devito (1997:337) menjelaskan organisasi sebagai sebuah kelompok individu yang diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari empat sampai ribuan anggota. Organisasi memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan, namun juga memiliki tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua anggota organisasi. Dari hal diatas, organisasi memiliki karakter yang hampir sama dengan kelompok. Perbedaannya terletak pada jumlah anggota yang relatif lebih banyak dan struktur yang lebih rumit, sehingga norma-norma yang ada dalam organisasi sifatnya juga lebih kompleks. Organisasi memiliki jenjang jabatan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas; pimpinan dan bawahan.
KOMUNIKASI POLITIK
Komunikasi politik merupakan salah satu bidang dalam kajian ilmu komunikasi. Tokoh penting yang dapat dikaitkan dengan bidang ini adalah Harold Lasswell, salah seorang perintis kajian ilmu komunikasi yang berasal dari disiplin ilmu politik. Dewasa ini terdapat juga figur lain seperti Dan Nimmo yang telah menulis sejumlah buku teks komunikasi politik.
Perhatian terhadap bidang komunikasi politik berkaitan dengan peran komunikasi dalam proses politik. Sering terdengar ungkapan bahwa proses politik itu sendiri merupakan aktifitas komunikasi. Baik mengenai fenomena opini publik, proses negosiasi, dan sebagainya. Pembahasan dalam bidang komunikasi politik diantaranya memperhatikan aspek seperti peran komunikasi antar personal, kelompok, media massa, dan media-media baru dalam proses komunikasi politik.
Sederhananya komunikasi politik berkaitan dengan bagaimana menjelaskan mengenai proses politik itu dari segi perspektif komunikasi. Jadi ada komunikator politik, pesan politik, media, dan komunikan politik. Bahkan dikenal juga berkaitan dengan bagaimana apa yang disebut dewasa ini marketing politik, peran pendekatan public relation dalam dunia politik, dan sebagainya. Di Indonesia belakangan ini bidang komunikasi politik mulai semakin penting. Terutama dengan perubahan sosial politk pasca orde baru. Misalkan munculnya kehidupan multipartai, pilpres secara langsung, pilkada, dan sebagainya. Bidang komunikasi politik mulai mendapat tempat misalkan kehadiran lembaga polling, tim sukses, atau kemunculan pengamat komunikasi politik. Misalkan kemunculan Efendi ghazali, yang memang mendalami komunikasi politik, yang telah menjadi icon baru dalam bidang komunikasi politik di Indonesia.
Kajian komunikasi politik memberi perhatian pada keterkaitan diantara organisasi politik—partai politik, organisasi publik, kelompok penekan, kelompok teroris---khalayak, media, tahapan internasional (international stage). (McNair, 5-14).
Perhatian terhadap bidang komunikasi politik berkaitan dengan peran komunikasi dalam proses politik. Sering terdengar ungkapan bahwa proses politik itu sendiri merupakan aktifitas komunikasi. Baik mengenai fenomena opini publik, proses negosiasi, dan sebagainya. Pembahasan dalam bidang komunikasi politik diantaranya memperhatikan aspek seperti peran komunikasi antar personal, kelompok, media massa, dan media-media baru dalam proses komunikasi politik.
Sederhananya komunikasi politik berkaitan dengan bagaimana menjelaskan mengenai proses politik itu dari segi perspektif komunikasi. Jadi ada komunikator politik, pesan politik, media, dan komunikan politik. Bahkan dikenal juga berkaitan dengan bagaimana apa yang disebut dewasa ini marketing politik, peran pendekatan public relation dalam dunia politik, dan sebagainya. Di Indonesia belakangan ini bidang komunikasi politik mulai semakin penting. Terutama dengan perubahan sosial politk pasca orde baru. Misalkan munculnya kehidupan multipartai, pilpres secara langsung, pilkada, dan sebagainya. Bidang komunikasi politik mulai mendapat tempat misalkan kehadiran lembaga polling, tim sukses, atau kemunculan pengamat komunikasi politik. Misalkan kemunculan Efendi ghazali, yang memang mendalami komunikasi politik, yang telah menjadi icon baru dalam bidang komunikasi politik di Indonesia.
Kajian komunikasi politik memberi perhatian pada keterkaitan diantara organisasi politik—partai politik, organisasi publik, kelompok penekan, kelompok teroris---khalayak, media, tahapan internasional (international stage). (McNair, 5-14).
Kajian komunikasi politik memiliki keterkaitan yang erat dengan kajian komunikasi massa. Dengan begitu berkaitan nanti dengan studi tentang dampak media. Sejak pandangan two steps flow, agenda setting, sampai framing – priming. Pandangan ini dipengaruhi model behavioral. Pandangan lain dari kalangan kritis dan cultural studies, menekankan bahwa fokus Komunikasi Politik berkaitan dengan kampanye. Jadi pendekatan Psikologi Sosial, Ilmu Politik, dan Komunikasi Massa menyajikan sejumlah konsep seperti opini, sikap dan kepercayaan, politik sebagai proses, dan dampak media (3, Ghazali).
KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Komunikasi Internasional sebagai salah satu bidang kajian tersendiri tergolong masih muda umurnya dibandingkan bidang-bidang kajian komunikasi lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi antar budaya, komunikasi massa, dll. Namun studi di bidang ini menjadi sangat penting dan tidak terelakkan karena perkembangan dunia seperti yang dikatakan Marshall Mcluhan menjadi sebuah global village, dimana batas antara negara yang satu dan negara yang lain menjadi tidak jelas. Dunia yang sedemikian luasnya diibaratkan menjadi sebuah desa kecil. Penduduk di belahan dunia lain dapat dengan mudah mengakses informasi tentang penduduk belahan dunia lainnya. Globalisasi mengkaburkan batas-batas teknologi, ekonomi, politik dan budaya antar negara satu dengan negara yang lain. Hal ini tentu saja tak luput dari perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat. Sejalan dengan hal itu kita kenal Huergen Habermas dengan technological deterministic-nya, bahwa tekhnologi adalah salah satu faktor mendasar dalam perubahan sosial. Proses globalisasi di berbagai aspek kehidupan yang difasilitasi dengan perkembangan teknologi, telah mendorong kebutuhan untuk mengkaji komunikasi lintas negara yang menjadi objek kajian bidang studi komunikasi internasional.
(Sebelum kita masuk ke pembahasan tentang bidang studi ini, identifikasi video dibawah ini yang termasuk komunikasi internasional )
Komunikasi internasional adalah studi tentang berbagai macam mass mediated communication (mmc) antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya.
Komunikasi internasional adalah studi tentang berbagai macam mass mediated communication (mmc) antara dua negara atau lebih yang berbeda latar belakang budaya.
Perbedaan latar belakang tersebut dapat berupa :
• perbedaan ideologi
• perbedaan budaya
• perbedaan perkembangan ekonomi
• perbedaan bahasa
Ada 3 kriteria yang membedakan komunikasi internasional dengan bentuk komuniksai lainnya :
1. jenis isu / pesannya bersifat global
2. komunikator dan komunikannya berbeda kebangsaan
3. saluran media yang digunakan bersifat internasional
Sehingga komunikasi internasional didefinisikan sebagai sebuah komunikasi yang interaksi dan ruang lingkupnya bersifat lintas negara serta berlangsung di antara orang-orang yang berbeda kebangsaan dan memiliki jangkauan penyampaian pesan melintasi batas-batas wilayah suatu negara.
Kegiatan komunikasi internasional bisa berlangsung antar :
• people to people
• goverment to goverment
Markham (1970) unit primer yang diamati dalam komunikasi internasional adalah interaksi antara dua negara atau lebih yang sifatnya mass mediated communication. Inilah yang membedakan komunikasi internasional dengan komunikasi antar budaya. Pada komunikasi internasional kajiannya pada tingkat sosial sedangkan pada komunikasi antar budaya kajiannya bersifat interpersonal. Sebuah situasi komunikasi internasional pastilah melibatkan situasi komunikasi antar budaya, tetapi sebuah situasi komunikasi antar budaya belum tentu merupakan situasi komunikasi internasional.
Fokus studi komunikasi internasional pada awalnya adalah studi tentang arus informasi antar negara-negara dan dalam perkembangannya muncul studi tentang propaganda. Adanya perubahan paradigma komunikasi internasional dari free flow information manjadi free and flow information menyebabkan mulai berkembangnya fokus studi komunikasi internasional antara lain studi tentang imperialisme media, globalisasi, privatisasi, era informasi. Sejalan dengan berubahnya paradigma arus komunikasi internasional mulai muncul juga global communication order atau yang kita kenal dengan tata komunikasi dan informasi dunia baru.
Munculnya wacana tata komunikasi dan informasi dunia baru, dipicu dari bermunculannya pemimpin-pemimpin dunia ketiga yang mulai menyadari bahwa paradigma komunikasi internasional free flow information ternyata bukanlah arus informasi bebas yang seimbang. Pada kenyataanya arus informasi bebas lebih berkembang menjadi arus utara ke selatan dan barat ke timur tetapi tidak ada arus informasi yang seimbang dari timur ke barat atau dari selatan ke utara.
Fenomena kontemporer mengenai komunikasi internasional yang dapat diamati saat ini, adalah bagaimana hubungan antarnegara kini semakin dinamis dengan perkembangan teknologi informasi. Banyak masalah antarnegara yang dibahas dalam bingkai komunikasi internasional, yang tidak melulu masalah politik dan keamanan. Masalah-masalah lingkungan hidup, kesejahteraan, kini juga menjadi masalah bersama diantara banyak negara. Bahkan terkadang terdapat satu masalah yang dibahas secara global oleh masyarakat dalam dialog global civil society, semisal masalah terorisme. Masalah ini bukan lagi notabene masalah pemerintah atau negara saja, tetapi telah menjadi masalah masyarakat.
Fungsi komunikasi internasional sendiri adalah sebagai :
Fokus studi komunikasi internasional pada awalnya adalah studi tentang arus informasi antar negara-negara dan dalam perkembangannya muncul studi tentang propaganda. Adanya perubahan paradigma komunikasi internasional dari free flow information manjadi free and flow information menyebabkan mulai berkembangnya fokus studi komunikasi internasional antara lain studi tentang imperialisme media, globalisasi, privatisasi, era informasi. Sejalan dengan berubahnya paradigma arus komunikasi internasional mulai muncul juga global communication order atau yang kita kenal dengan tata komunikasi dan informasi dunia baru.
Munculnya wacana tata komunikasi dan informasi dunia baru, dipicu dari bermunculannya pemimpin-pemimpin dunia ketiga yang mulai menyadari bahwa paradigma komunikasi internasional free flow information ternyata bukanlah arus informasi bebas yang seimbang. Pada kenyataanya arus informasi bebas lebih berkembang menjadi arus utara ke selatan dan barat ke timur tetapi tidak ada arus informasi yang seimbang dari timur ke barat atau dari selatan ke utara.
Fenomena kontemporer mengenai komunikasi internasional yang dapat diamati saat ini, adalah bagaimana hubungan antarnegara kini semakin dinamis dengan perkembangan teknologi informasi. Banyak masalah antarnegara yang dibahas dalam bingkai komunikasi internasional, yang tidak melulu masalah politik dan keamanan. Masalah-masalah lingkungan hidup, kesejahteraan, kini juga menjadi masalah bersama diantara banyak negara. Bahkan terkadang terdapat satu masalah yang dibahas secara global oleh masyarakat dalam dialog global civil society, semisal masalah terorisme. Masalah ini bukan lagi notabene masalah pemerintah atau negara saja, tetapi telah menjadi masalah masyarakat.
Fungsi komunikasi internasional sendiri adalah sebagai :
- Mendinamisasikan hubungan internasioanl yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda negara / kebangsaan.
- Membantu / menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasioanl dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antar penduduk
- Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara untuk memperjuangkan pencapaian kepentingan di negara lain.