Indonesia dan Malaysia akan kembali bertemu di meja perundingan terkait sengketa Blok Ambalat Juli 2009 mendatang. Perundingan kali ini adalah yang keempat belas kalinya dilakukan sejak tahun 2005.
Seperti dimuat laman berita Malaysia, Bernama, Senin 15 Juni 2009 malam, Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Anifah Aman mengatakan Malaysia telah mengajukan 13 nota protes ke Indonesia terkait masuknya kapal-kapal Indonesia ke wilayah Ambalat antara 2007 sampai April 2009.
Anifah juga menjelaskan mengapa Malaysia memilih menyebut daerah yang dipersengketakan tersebut sebagai 'Laut Sulawesi', bukan Ambalat. Menurut dia, kata Ambalat secara khusus merujuk pada konsesi minyak dan gas di area tersebut. Ditambahkan dia, delegasi Malaysia yang akan maju ke meja perundingan akan mengadakan pertemuan pada 18-26 Juni mendatang.
Jika Malaysia mengklaim Indonesia melakukan pelanggaran 13 kali, maka itu tak sebanding dengan klaim pelanggaran kapal-kapal Malaysia yang dicatat pihak Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan pelanggaran Malaysia pada 2007 sebanyak 76 kali, pada 2008, ada 23 kali, sedangkan pada 2009 sudah 11 kali.
Meski situasi di Ambalat memanas, langkah peperangan tak dipilih dua negara bertetangga ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Mohammad Najib Tun Haji Abdul Razak, sepakat untuk menyelesaikan kasus Ambalat melalui meja perundingan.
Menurut Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal pemerintah dan angkatan bersenjata Malaysia telah menyatakan akan menghentikan provokasi dan segera melanjukan perundingan untuk menyelesaikan masalah Ambalat.
"Yang terpenting adalah saling menahan diri. Memang harus diakui bahwa Malaysia sering bermain kucing-kucingan di Ambalat," kata Dino di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Minggu 14 Juni 2009 malam.
Yang membuat masalah Ambalat menjadi rumit, menurut Dino, karena lokasi yang disengketakan bukan pulau, tetapi wilayah teritoral (blok) yang lokasinya di tengah laut. "Indonesia siap untuk memertahankan Ambalat," tegas dia.
Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yang dibuat Malaysia pada 1979. Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketa dengan Indonesia, tapi juga peta itu negara tetangga Malaysia lainnya yakni Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Sengketa Ambalat memanas ketika kapal Perang TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada Senin 25 Mei 2009.
Take from : http://www.tvone.co.id