Disaat kita mengingat suatu bencana yang terjadi pada negeri ini, semua tidak terlepas dari apa yang menjadi kehendak Sang Maha Kuasa. Wallaahua’lam... dan hanyalah Dia yang Maha Mengetahui atas segala apa yang terjadi pada hamba-hamba-Nya dan apa yang terjadi di muka bumi ini.
Saudara sekalian tentu masih ingat dengan gempa yang beberapa pekan kebelakang pernah terjadi di Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya terjadi 30 kali gempa bumi di wilayah Indonesia dengan kekuatan di atas 5 SR. Beberapa yang terbesar di antaranya mengguncang Tasikmalaya (7,3 SR), Yogyakarta (6,8 SR), Tolitoli (6,0 SR), Nusa Dua (6,4 SR), Ternate (6,4 SR), Padang (7,6 SR) dengan disusul kemudian Jambi.
Semua kejadian gempa ini selalu dikaitkan dengan berbagai macam hal, diantaranya adalah pengaruh kepemimpinan presiden SBY, Versi agama mengatakan ini adalah bentuk kemurkaan sang Khalik terhadap berbagai bentuk kejahatan yang terjadi di muka bumi, kemudian versi Ilpengtek mengatakan bahwa ini merupakan dinamika pada lapisan bumi.
Kali ini mau tidak mau bapak BEYE dikaitkan dengan musibah oleh sebagian rakyat Indonesia. Soalnya saya sendiri sering mendengar banyak pembicaraan disaat menyaksikan berita atau sekedar ngobrol ngalor ngidul dengan kawan-kawan, alhasil dalam obrolan kecil tersebut sejenak membawa kita pada saat bapak BEYE naik menjadi presiden pada tahun 2004 lalu, yang secara kebetulan langsung diuji dengan kejadian gempa dan Tsunami di Aceh, Bubur Lapindo yang tidak laku-laku di Sidoarjo, Gempa Yogyakarta sampai dengan aksi terorisme. Kawanku bilang “Coba kalian ingat, dulu ketika BEYE naik jadi presiden, waktu itu kan langsung gempa dan tsunami di Aceh dan sekarang dia naik jadi presiden juga banyak gempa termasuk di Tasik dan Padang”.
Menurut mereka kalau ini akibat dari pergeseran lempengan kenapa Malaysia atau Singapura tidak terkena dan bahkan jarang terjadi gempa, selanjutnya mereka juga mengatakan pada saat pemerintahan era Suharto jarang terjadi gempa. Yang paling lucu disini temen bos yang dari Padang asli mengatakan “Makan tuch SBY, gara-gara orang Padang milih SBY makanya jadi Gempa, orang Padang kan milih SBY semua tuch”. Hahahahaha…..ampuuuuun!
Oya satu lagi, disela-sela obrolan mengenai gempa ada kawan yang nyeletuk “setiap kejadian yang terjadi ini memang sedikit memiliki pengaruh dari figur seorang pemimpin, kalau kejadian ini dalam Buku Sutasoma karangan Mpu Tantular yang membahas masalah Ketatanegaraan. Hadirnya BEYE sebagai presiden merupakan masa transisi kepemimpinan NO-TO-NO-GO-RO, disini akan terjadi banyak bencana dan hal-hal lainnya, sampai kelak akan datang sosok Ratu Adil yang akan membawa Indonesia menjadi makmur”. Siapa Ratu Adil yang dimaksud…? Menurut dia sich, selama ini kan yang memimpin Indonesia adalah ; NO (Soekar-no) – TO (Soehar-to) – NO (Susilo Bambang Yudhoyo-no). Tinggal kita lihat saja kira-kira siapa GO dan RO ini. Apakah dia masih dalam kandungan?, masih sekolah di TK, masih SD, SMP, SMA atau masih Kuliah…? (bisa saja…). Itu merupakan perkiraan kita sebagai rakyat terhadap sosok pemimpin kita terhadap bencana di negeri ini.
Kemudian dari versi agama menafsirkan kejadian gempa di Tasik dan Padang tidak terlepas dari peringatan Sang Khaliq terhadap makhluk yang ada di bumi. Sumber menulis bahwa segala sesuatu kejadian di muka bumi merupakan ketetapan Allah Swt. Demikian pula dengan musibah bernama gempa bumi. Hanya berselang sehari setelah kejadian, beredar kabar diantaranya lewat pesan singkat yang mengkaitkan waktu terjadinya musibah tiba gempa itu dengan surat dan ayat yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Gempa di Padang jam 17.16, gempa susulan 17.58, esoknya gempa di Jambi jam 8.52. Coba lihat Al-Qur’an!” demikian bunyi pesan singkat yang beredar. Siapa pun yang membuka Al-Qur’an dengan tuntunan pesan singkat tersebut akan merasa kecil di hadapan Allah Swt. Demikian ayat-ayat Allah Swt tersebut:
17.16 (QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
17.58 (QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
8.52 (QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya.
Tentu bagi kita orang yang beriman, kejadian itu bisa jadi peringatan (keras) dari Allah subhanahu wata’ala, bisa jadi hal itu sebagai ujian bagi orang yang beriman atau bahkan bisa jadi hal itu sebagai hukuman (azab) dari NYA. Tentu tidak satu orangpun yang tahu rahasia Allah, kita hanya bisa berasumsi saja dan berprasangka baik bahwa sesungguhnya Allah memiliki skenario terbaik bagi umat manusia yang beriman (khususnya). Namun sebagai orang yang berpikir, tentu kita (boleh) membuat perkiraan, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, kenapa terjadi pada waktu itu, tgl 30-9-2009 tepat pukul 17.16 WIB dan lalu berulang pada pukul 17.58WIB. Semoga tidak berlebihan jika kita menghubung-hubungka kejadian tersebut dengan apa yang sudah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
Sementara menurut kajian Ilmu Pengetahuan, kejadian gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir terjadi akibat dinamika pada lapisan bumi. Banyaknya gempa yang terjadi diakibatkan tataan geografi Indonesia yang berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak dimana setiap pergerakan lempeng berpotensi mengakibatkan gempa bumi.
Tataan geologi wilayah Indonesia saat ini terjadi sebagai akibat interaksi 3 lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat-baratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India-Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah barat daya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun.
Hasil interaksi lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi, salah satunya kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan dengan intensitas tinggi. Selain dikarenakan pergerakan antar lempeng, terjadinya gempa juga berkaitan dengan keberadaan sesar aktif yang membentang di beberapa wilayah, di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, sesar di Papua, atau sesar yang lebih kecil seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.
Di Sumatera, ada dua hal yang bisa mengakibatkan gempa. Pertama, tumbukan antara lempeng Hindia dan lempeng Sumatera (bagian dari lempeng Eurasia). Yang kedua, gempa timbul akibat patahan-patahan (sesar) yang ada di Sumatera. Sesar tersebut membentang dari wilayah Aceh sampai Selat Sunda. Patahan itu menyebabkan gempa di Jambi. Pergerakan patahan (sesar) memang menyebabkan intensitas gempa di Sumatera cukup tinggi. Bahkan, sesar semangko termasuk yang paling aktif.
Sebagai kesimpulan diatas, intinya kita sebagai orang yang beriman dan berpendidikan harus melihat dari kacamata teknologi dan agama. Kejadian tersebut dari sisi agama mungkin ini cobaan atau teguran buat kita dan dari sisi teknologi tentunya kita harus mengkaji lebih jauh lagi mengenai apa yang menyebabkan semua ini, tanpa harus menggunakan kajian yang tidak logis.
Referensi :
- http://www.esdm.go.id
- http://www.lipi.go.id
- http://www.detiknews.com