Dirahasikannya tiga nama pelaksana tugas pimpinan KPK oleh tim lima menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Indonesia Curruption Watch (ICW). Lembaga pemerharti pemberantasan korupsi ini khawatir kalau Plt KPK ini justru menjadi boneka pembawa kepentingan presiden.
"Dikhawatirkan nama-nama itu ditolak dan Presiden mengganti nama-nama itu atas pilihan presiden. Karena tiga nama ini tidak terbuka diumumkan ke publik, sehingga publik bisa memberi masukan terhadap tiga calon nama ini layak atau tidak," ujar Wakil Koordinator ICW Emerson Juntho di kantornya, Minggu (4/10/2009).
Menurut Juntho, bisa saja nama yang disodorkan oleh tim lima ditolak Presiden dan tim diminta menggantinya. "Karena sejauh ini tidak pernah transparan. Barangkali perkembangannya bisa berubah. Kita menganggap tiga nama ini adalah boneka presiden," ungkapnya.
Padahal, lanjut Juntho, jika tiga Plt pimpinan KPK terpilih, mereka harus ikut menolak kriminalisasi KPK oleh kepolisian. "Karena mereka juga akan menjadi korban," katanya.
Plt pimpinan KPK, sambung Juntho, harus memprioritaskan kasus yang selama ini dicurigai melemahkan KPK, seperti kasus Bank Century, dan aliran dana Bank Indonesi (BI) ke sejumlah anggota DPR. "Termasuk yang melibatkan anggota partai politik dan kelompok swasta. Setidaknya dua kasus ini yang harus diprioritaskan. Kita mencurigai tiga Plt ini membawa kepentingan presiden," jelas Juntho,
Peran penting KPK juga diniali Juntho sangat menentukan. KPK diminta berani melakukan penolakan, jika tiga calon Plt pemipinan KPK ini, tidak memenuhi kriteria dan kredibilitas yang disyaratkan.
"Mereka harus langsung bisa bekerja dengan KPK. Karena ketiga Plt ini akan menggantikan posisi vital. Mereka harus mampu menentukan apakah yang akan ditangani KPK itu laik atau tidak, mereka tidak pandang bulu. Bahkan jika keluarga presiden diduga terlibat dalam kasus tersebut, tetap harus ditindak," urainya.
take from : http://news.okezone.com