Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah merampungkan pertemuannya dengan Malaysia terkait sengketa blok Ambalat. Salah satu kesepakatan yang didapat adalah Malaysia berjanji tidak akan melakukan provokasi di wilayah Ambalat.
Demikian disampaikan anggota Komisi Pertahanan, Andreas Pariera saat dihubungi VIVAnews, Kamis 11 Juni 2009. "Panglima Tentara Diraja Malaysia sudah berjanji demikian sampai ada kesepakatan bersama mengenai batas wilayah negara itu," kata politisi dari PDI Perjuangan itu.
Dalam pertemuan itu, kata Andreas, Panglima juga sempat meminta maaf. "Saya sampaikan bagaimana fakta provokasi Tentara Diraja Malaysia pada 2005," kata Andreas. Saat itu, sambungnya, seorang tentara Malaysia sempat menaruh jari di lehernya.
"Ini jelas tindakan provokatif. Panglima Tentara Diraja mengatakan jika itu benar, Malaysia meminta maaf," tambah Andreas. Panglima juga berjanji akan menghukum anak buahnya yang melanggar wilayah Indonesia.
Menurut Andreras, secara politis Malaysia sudah mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan demikian, mengakui pula kalau Ambalat masuk wilayah Indonesia.
"Namun, secara yuridis mereka masih mengulur-ulur waktu," tegasnya. Pembahasan masalah perbatasan ini, kata dia, sudah dimulai sejak 2005. "Pertemuan kemarin itu adalah pertemuan ke-13," tambahnya. Namun, ada saja alasan Malaysia untuk mengundur-undur pembahasan dan kesepakatan.
"Juni atau bulan depan, Indonesia-Malaysia akan kembali melakuan pembahasan ke-14. Semoga ini sukses," kata dia. Saat berkunjung ke Malaysia, perwakilan DPR juga menemui parlemen dan Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia.
Take from : http://www.tvone.co.id