Meski Panglima Tentara Diraja Malaysia sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan melakukan provokasi, Indonesia tetap harus waspada.
"Terutama di tingkat lapangan, khususnya di laut," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Kamis 11 Juni 2009. "Kita juga harus menghindari provokasi."
Juwono menegaskan Pemerintah akan tekankan supaya perundingan tentang batas wilayah dipercepat. "Bulan depan, pembahasan babak ke- 14 akan dilakukan di Kuala Lumpur," jelas Juwono.
Selain itu, sambungnya, Indonesia akan menekankan bahwa kedaulatan negara harus dipelihara dan Ambalat adalah kedaulatan Indonesia. "Posisi kita di situ (Ambalat) kuat karena secara hukum kita negara kepulauan," kata dia. Selain itu, Indonesia juga sudah memberikan konsesi kepada dua perusahaan asing untuk mengelola Ambalat, yakni Unocal dan ENI.
Juwono mengakui kesepakatan soal perbatasan negara Indonesia-Malaysia memang alot. "Sejak 2004-2005, Malaysia menetapkan garis batas tentang Ambalat dari sipadan dan ligitan." Malaysia, sambungnya, menggunakan peta tahun 1979.
Padahal, peta itu pun digugat negara tetangga Malaysia, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darrusalam.
Take from : http://www.tvone.co.id