Video berdurasi 6 menit 41 detik yang berisikan rekaman penganiayaan yang dilakukan oleh samseng (preman) Malaysia terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Bintulu, Sarawak, Malaysia, beredar luar di kalangan warga Kota Pontianak dan daerah lainnya.
Pantauan Tribun di beberapa tempat, Kamis (2/7), video yang memperlihatkan tindakan sadis preman dan juga aparat kepolisian Malaysia itu banyak dipindahkan dari satu ponsel ke ponsel lainnya dengan fasilitas bluetooth. “Benar-benar biadab mereka. Sudah dipukul, ditendang, diinjak, kemudian dilempar ke atas mobil, seperti binatang saja,” kata Sartini, warga Jl Serdam, usai menyaksikan video dengan format 3gp tersebut.
Komisioner Komnas HAM, Joni Nelson Simanjuntak, juga kaget begitu mengetahui ada video seperti itu. Ia pun langsung menghubungi pihak terkait untuk menanyakan tentang rekaman video tersebut. Joni yang ditemui wartawan di Gedung Komnas HAM Kalbar, Kota Pontianak, Kamis, menyatakan sudah menghubungi Konsulat Indonesia di Malaysia untuk menanyakan kejelasan tentang hal ini.
Video tersebut diduga dibuat Maret 2009 di Stasiun Bintulu, Sarawak. Pada rekaman tersebut terdapat gambar beberapa orang terlibat perkelahian, yaitu antara preman Malaysia dengan beberapa TKI. Perkelahian tersebut disertai aksi kejar-kejaran, bahkan terdengar suara jeritan histeris. Terlihat seorang preman membawa samurai dan menebaskannya ke TKI yang menjadi lawannya. Pada video tersebut juga tampak aksi polisi yang mendamaikan, namun dengan cara yang kasar, bahkan menginjakkan kakinya ke kepala seorang TKI. Mereka pun melemparkan tubuh yang seperti tak bernyawa lagi itu ke dalam mobil. Joni menyatakan kecewa pada konsulat RI di Kuching. “Tolong garis bawahi ini, saya kecewa, karena di negara lain yang bisa memberikan perlindungan adalah kedutaan dan konsulat. Harusnya mereka bisa melakukan tindakan proaktif,” katanya.
Dapatkan Video Sementara itu, Sumianto, pria yang pertama kali mendapatkan video tersebut, mengatakan, ia mendapatkan video tersebut ketika menyambangi konsulat Indonesia di Kuching untuk mengurus masalah TKI. Ketika berada di kedai minum, ia bertemu dengan TKI yang bernama Daeng Abdullah yang mengabadikan video tersebut. “Mereka tahu saya orang Indonesia dan mereka sedikit banyak cerita tentang kasus teman-teman mereka yang ada di Malaysia,” ungkap Sumi. Cerita punya cerita, Daeng lalu menunjukkan rekaman temannya yang dibantai oleh samseng di Stasiun Bintulu. “Samseng itu kalau di Indonesia seperti preman,” katanya.
Masih menurut ceritanya, kejadian itu berlangsung Maret 2009, ketika jam istirahat siang, sekitar pukul 13.00 waktu Malaysia. TKI kita sedang beristirahat. Entah karena tersinggung masalah apa, samseng marah dan menantang TKI. Tantangan tersebut diterima saja oleh TKI yang mengira para samseng tidak bersenjata. Tapi, ternyata samseng tersebut mengambil samurai dan membantai satu di antara TKI yang ada di sana. “Sebenarnya, saat dibantai dengan samurai, orang itu belum mati, namun karena ada polisi Diraja Malaysia yang melerai dengan kasar, ia meninggal dan dilempar begitu saja ke dalam mobil,” ceritanya.
Menurut Sumi, Daeng mengisahkan bahwa yang dibantai itu adalah temanya sesama orang Bugis. Setelah dibantai dengan samurai, sebenarnya ia masih hidup. Namun karena dipukul oleh polisi dengan dongkrak, ia tewas. Video tersebut diambil dari lantai dua di pertokoan di Stasiun Bintulu, yang direkam oleh Daeng Abdullah. Daeng Abdullah sendiri hampir menjadi koran jika tidak segera melarikan diri. “Waktu itu, saya sudah mengkonfirmasi video ini kepada konsulat kita di Kuching, namun waktu itu mereka hanya mengatakan no comment saja,” katanya.
Take from : http://www.lintasberita.com
Tertarik Bisnis Forex? : Mengenal Forex Trading dan Investasi Perdagangan Mata Uang