Jangan Setengah-Setengah Ungkap Terorisme

Share:
Ahmad Dani - Okezone

POLISI terus memburu gembong teroris di Indonesia, Noordin M Top. Sejumlah orang yang diduga terkait aksi pemboman dan mengenal jaringan kelompok pelaku pemboman diamankan untuk dimintai keterangan. Tapi, sudah sejak tahun 2002, polisi belum menembus siapa otak pelaku pemboman di Tanah Air.

Memang itu PR besar yang harus dituntaskan kepolisian. Dari mulai era Jenderal Pol Da'i Bachtiar, Sutanto hingga sekarang Bambang Hendarso Danuri, polisi baru menangkap aktor lapangan pelaku pemboman. Tapi, siapa mesin penggeraknya, masih samar. Selama ini hanya ada satu nama yang disebut-sebut, Noordin M Top. Tapi, mungkinkah Noordin hanya sendirian.

Dari mana Noordin mendapatkan stok bahan peledak, kader atau peralatan teknis untuk melakukan pengeboman. Dan yang terpenting dana untuk biaya operasional pengeboman. Semua itu belum pernah terungkap dengan gamblang. Memang ada yang bilang dana dari negara-negara Islam. Tapi, siapa orang dan lembaga yang memberikan dana tersebut juga belum jelas.

Kembali ke persoalan Noordin, pria asal Malaysia ini masih menjadi incaran polisi. Mulai dari aksi pemboman di Bali pada 2002 lalu hingga sekarang. Sembilan tahun sudah polisi memburu Noordin.

Sehebat apakah Noordin hingga dia bisa dengan bebas berkeliaran di Indonesia selama sembilan tahun belakangan hingga sekarang? Budaya permisif orang desa di Indonesia dijadikan alasan kenapa Noordin bisa berkeliaran bebas.

Tapi, kalau kita balik, apakah selama kurun waktu sembilan tahun itu, polisi selalu mengingatkan masyarakat akan keberadaan dan bagaimana rupa Noordin yang konon selalu berganti-ganti gaya. Maklum, masyarakat kita memang mudah lupa.

Jadi, kalau memang dirasa sulit menangkap Noordin sendirian, mungkin bisa bekerjasama dengan lembaga kepolisian asing yang mungkin memiliki pengalaman lebih dalam hal terorisme. Jadi jangan setengah-setengah mengungkap kasus terorisme.

Memang, Suryadarma Salim, mantan Komandan Detasemen Khusus 88 Polri, berkeyakinan kasus ini akan terungkap lagi. Hanya saja, jika orang semacam Noordin M Top masih berkelikaran bebas, maka selama itu pula ancaman terorisme akan terus berlanjut di Indonesia.