Oleh : Zuhdiar Laeis
Kanker merupakan penyakit mematikan yang hingga saat ini menjadi momok atau sumber ketakutan masyarakat, sebab penyakit tersebut menyerang tak mengenal strata atau tingkat sosial masyarakat, semua orang dapat terserang penyakit kanker.
Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit kanker, di antaranya faktor lingkungan seperti rokok, alkohol, radiasi, bahan kimia, dan pola makan yang salah, selain itu kanker juga dapat disebabkan faktor genetik.
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dalam tubuh manusia, cenderung tidak normal, cepat pertumbuhannya, tidak terkendali, dan terus membelah diri untuk menyusup ke jaringan sekitarnya.
Penyakit kanker menyerang berbagai organ tubuh manusia, sehingga jenis-jenis penyakit kanker dinamai sesuai organ yang diserang, seperti kanker payudara, kanker leher rahim, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker otak.
Secara global, angka kematian penderita akibat penyakit kanker ternyata cukup besar setelah penyakit stroke dan jantung, sehingga kanker menjadi penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat di seluruh belahan dunia.
Perjuangan untuk mencegah dan melawan penyakit kanker pun saat ini tengah gencar dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat yang peduli terhadap kesehatan manusia, baik penelitian-penelitian medis maupun penggalakkan pola hidup sehat.
Berbagai penelitian medis yang dilakukan telah menciptakan obat-obatan sebagai upaya untuk mencegah dan membasmi kanker, namun bagi mereka yang tidak memiliki cukup banyak uang tentu sangat kewalahan untuk melakukan upaya pengobatan.
Beberapa di antara para penderita kanker yang berasal dari keluarga menengah ke bawah memilih untuk melakukan pengobatan alternatif yang sampai saat ini belum dapat diteliti tingkat akurasi penyembuhannya, atau mereka justru membiarkannya.
Upaya medis untuk mengobati penyakit kanker yang paling dikenal saat ini adalah metode kemoterapi, yakni proses pemberian obat-obatan antikanker dalam bentuk pil cair, kapsul, atau melalui infus yang bertujuan untuk membunuh sel kanker.
Namun, pengobatan kanker sebenarnya terbagi dalam dua jenis atau metode yang secara fundamental berbeda, yakni metode Barat yang lebih dikenal dengan pengobatan modern, metode ini memiliki prinsip utama untuk membunuh atau merusak sel-sel kanker.
Metode kedua adalah metode timur atau lebih dikenal dengan pengobatan tradisional, metode ini memiliki prinsip utama untuk meningkatkan sistem kekebalan atau ketahanan tubuh untuk melawan sel-sel kanker yang menyerang.
Beberapa pengobatan yang termasuk metode Barat, antara lain kemoterapi, radiasi (penyinaran), dan pembedahan (operasi), sedangkan metode timur, di antaranya pengobatan dengan herbal kanker, akupuntur, aromaterapi, yoga, dan meditasi.
Kedua metode pengobatan tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga banyak pihak yang menyarankan untuk menggabungkan dan memadukan metode Barat dan Timur untuk mengobati penyakit kanker.
Penyakit kanker juga dibedakan dalam beberapa stadium yang sangat menentukan keefektifan dan keberhasilan upaya pengobatan yang dilakukan, sebab semakin dini stadium penyakit kanker terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan.
Penderita penyakit kanker ternyata tak selalu terpuruk dan menyerah dengan kondisi yang dialaminya, karena ada beberapa di antara mereka yang tetap bersemangat dan menjalani hari-hari seperti biasa, meskipun dengan berbagai keterbatasan.
Salah satu penderita kanker yang tetap bersemangat dalam menjalani hidup adalah Cahyaning Puji Astuti yang telah divonis dokter menderita penyakit kanker kelenjar getah bening.
"Saya juga tetap menjalani rutinitas dalam kehidupan seperti biasa dan saat ini sedang mengandung anak yang ketiga," kata wanita yang akrab disapa Naning tersebut.
Bahkan, Naning tidak hanya cukup bersemangat untuk menjalani hidup, namun dia juga aktif menularkan resepnya untuk melawan kanker kepada orang lain dan menjadi Ketua Cancer Information and Support Center (CISC) Semarang.
Cukup Dengan Buah dan Sayur
Melalui forum-forum sederhana yang diselenggarakan oleh CISC Semarang bekerja sama dengan berbagai pihak, Naning selalu terlibat untuk menularkan informasi-informasi penting terkait kanker, termasuk manfaat sayur sebagai pencegah kanker.
"Buah-buahan dan sayuran sebenarnya jauh lebih hebat untuk mencegah penyakit kanker dibandingkan dengan vitamin, namun perlu diketahui bahwa tidak semua sayur dan buah merupakan antikanker," kata ibu dua anak tersebut.
Menurut dia, setidaknya ada sekitar 11 sayuran yang telah terbukti efektif sebagai antikanker, di antaranya kubis, bawang putih, bawang bombay, kedelai, kunyit, teh hijau, tomat, jeruk, cokelat, dan buah-buahan beri dan stroberi.
Namun, kata dia, meskipun buah dan sayuran itu berkhasiat sebagai antikanker, tetap diperlukan kewaspadaan dan pemahaman terhadap zat-zat yang terkandung dalam sayuran tersebut, termasuk memerhatikan proses pengolahannya.
Kubis merupakan musuh utama kanker, baik kubis hijau, kubis putih, brokoli, bunga kol, selada air, maupun kol ungu. "Bahkan, khasiat kubis sudah dikenal sejak zaman Hipokrates sekitar tahun 460-377 sebelum Masehi," katanya.
"Hipokrates mengatakan kubis merupakan sayuran dengan beribu-ribu khasiat, dan mengonsumsi kubis minimal lima porsi setiap minggu terbukti dapat memperkecil resiko terserang penyakit kanker dan memperlambat perkembangan kanker," katanya.
Khasiat kubis untuk mencegah berbagai macam penyakit kanker juga dibenarkan oleh Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata Semarang, Ita Sulistyowati, karena kubis mengandung senyawa bernama glukosinolat.
"Glukosinolat mampu mengurangi resiko penyakit kanker serta menjinakkan sel-sel kanker abnormal, dan kandungan glukosinolat dapat meningkat atau menurun tergantung proses pengolahan, mulai mencuci, memotong, hingga merebus," katanya.
Karena itu, meskipun memiliki khasiat besar sebagai antikanker, proses pengolahan kubis harus tetap diperhatikan agar tidak menghilangkan khasiatnya, di antaranya mencuci bersih, memasak tidak terlalu lama, dan mengunyah secara cermat.
Naning kembali menyebutkan, bawang putih dan bawang bombay ternyata juga sangat efektif untuk mencegah kanker, terutama kanker saluran pencernaan, kerongkongan, lambung, usus besar, prostat, paru-paru, dan kanker payudara.
"Khasiat pencegah kanker dapat ditemui pula dalam kedelai yang banyak diolah menjadi tahu, tempe, dan susu, sebab kedelai mengandung isoflavon yang merupakan senyawa antikanker yang memiliki struktur mirip dengan hormon seks," katanya.
Karena kemiripan struktur antara senyawa isoflavon dengan hormon seks tersebut, menjadikan pola pengonsumsian kedelai secara berlebihan tidak dianjurkan untuk penderita kanker payudara dan kanker prostat.
"Sebab, kedua kanker itu (payudara dan prostat, red.) merupakan jenis kanker yang sangat bergantung pada tingkat produktivitas hormon, yakni hormon estrogen untuk kanker payudara dan hormon androgen untuk kanker prostat," katanya.
Dibandingkan dengan konsumsi obat-obatan atau vitamin untuk mencegah kanker, konsumsi buah-buahan dan sayuran ternyata jauh lebih menguntungkan, baik dari segi efektivitas, kemudahan, dan pertimbangan anggaran yang dikeluarkan.
Buah-buahan dan sayuran merupakan komoditas murah yang banyak ditemui di berbagai wilayah di Indonesia, karena Indonesia merupakan daerah yang subur, "gemah ripah loh jinawi", dan kaya akan keanekaragaman sumber daya alam.
Namun, selain mengonsumsi buah-buahan dan sayuran antikanker, resep untuk menghindari resiko terkena penyakit kanker dapat dilakukan dengan menghindari makanan tertentu, seperti makanan yang diasap, diasinkan, dan makanan yang digoreng.
"Olahraga secara teratur, tidak merokok, dan menghindari konsumsi daging merah juga merupakan cara dan pola hidup sehat yang harus diterapkan untuk mencegah penyakit kanker," kata Naning.
Take from : Antara News